Sepucuk Surat yang Dibawa Angin

 


Semilir angin berhembus menggoyangkan dedaunan. Sepasang mata sayu itu selalu terlihat sendu sambil melantunkan beberapa bacaan dari kitab yang dipegangnya. Ia selalu berada dimesjid itu sambil membacanya dikala magrib saat matahari terbenam. Aku melirik dari luar masjid terpesona dengan keindahan makhluk itu juga dengan bacaannya. Melihat wajahnya yang sendu dan bacaan yang syahdu membuat hati tentram. Namun, aku tak berani berkenalan bahkan menyapa.

Aku tak pernah menginjakkan kaki ke mesjid, tempat kaum muslim beribadah. Tiap hari minggu aku dan Bapak selalu pergi ke gereja. Aku mencintai agamaku, Bapakku dan juga Tuhan Yesus. Melihat laki-laki tampan dengan bacaan kitabnya tak membuatku goyah terhadap agamaku. Namun, aku begitu menyukai laki-laki itu. Ada sesuatu yang berbeda dari dia tapi aku pun tak tau itu apa, yang jelas aku menyukainya.

Tiap malam sabtu aku selalu menuliskan sepucuk surat. Aku berniat memberikannya kepada lelaki itu, tapi niat itu selalu kuurungkan setibanya didepan mesjid. Aku takut dia akan menolak dan tidak mau bertemu denganku karena aku berbeda keyakinan. aku memakai kalung salib dan di pergelangan tanganku ada tato salib. Aku begitu mencintai Yesus. 

Sore itu aku duduk termenung dibawah pohon rindang sambil menikmati matahari terbenam, angin semilir terus berhembus membuat kesadaranku hilang. Aku tertidur. Surat yang berada di tanganku terbang dibawa angin dan aku tak menyadarinya.

"Mbak, maaf ini sudah gelap. Apa mbak berencana tidur di sini ?" Suara lelaki itu membuatku terbangun dari tidur indahku.

"Haaah? Jam berapa ini?" Muka kebingungan dan panik membuatku lupa segalanya.

"Ini sudah selesai magrib Mbak. Alangkah lebih baik kalau perempuan berada di dalam rumah saat magrib."

"Oh Tuhan, aku ketiduran. Terimakasih mas telah membangunkan saya." Aku langsung bangun dan berlari menuju rumah.

"Mbak!!! kalau ingin menjadi teman saya, besok sore datang saja ke mesjid," panggil lelaki yang ternyata selalu ku lirik dari jauh itu sambil melambai-lambaikan sepucuk surat.

Deg

Aku berhenti sejenak dan tersenyum lebar. "Terimakasih Mas!!!" teriakku dari jauh sambil melambaikan tangan.

Terima kasih angin, kamu telah menyampaikan suratku.




Sumber gambar : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Ftwitter.com%2Findischeparty%2Fstatus%2F881162122670989313&psig=AOvVaw2co5QWe5Ax2HNy-TJh3Xws&ust=1600413275943000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCKDDj8bS7-sCFQAAAAAdAAAAABAK

Posting Komentar

0 Komentar