Review Film Carter
Adegan dewasa dan berdarah terpampang nyata
Dari awal film diputar, langsung ditampilkan adegan yang cukup vulgar. Ya, pemeran utamanya Joo Won hanya mengenakan celana dalam. Karena ia digrebek oleh para agen CIA saat masih tidur. Benar-benar tidak ada persiapan apa-apa, dan Carter sendiri juga kehilangan ingatan.
Alasan Carter bisa digrebek adalah karena ia mengungah video yang menampilkan dirinya menculik dokter Jung (Jung Jae Young), yang merupakan orang satu-satunya yang bisa mengatasi wabah yang sedang melanda dunia.
Saat adegan bertarung pun, Carter terus berlari, masuk ke sauna preman yang isinya orang-orang bugil. Bener-bener deh!
Bagi penonton yang cukup takut dengan darah, sebaiknya tidak usah menonton film ini. Tunggu Kominfo sesorin film Netflix dulu aja. Hmmm. Adegan demi adegan penuh dengan darah dan pembunuhan yang brutal banget. Sabet-sabetan pake pisau, saling tembak menembak, dan adegan terlindas mobil pun blak-blakan banget.
Memiliki vibe film Hollywood
Meski film ini berbahasa Korea, tapi karena banyak melibatkan agen CIA yang notabennya pasukan Amerika Serikat, jadinya bahasa Inggris juga sering diucapkan di sini. Alur dan adegan-adegannya juga seperti film Hollywood.
Cara si Carter bertarung dan beberapa latar yang ditampilkan memang sepertinya mengadaptasi dari vibe film dari US itu. Entah berapa banyak budget yang dihabikan untuk film ini, tapi sepertinya cukup tinggi.
Pasalnya CGI yang digunakan memiliki tampilan yang cukup bagus. Meski masih terlihat hasil editan, adegan-adegannya cukup terlihat realistis. Mungkin karena akting para aktor yang harus diberikan dua jempol kali, ya.
Carter yang diperankan oleh Joo Won bertarung dengan luar biasa. Pergerakannya juga lihai banget. Sebenarnya sih agak di luar nalar karena si pemeran utama gak pernah terluka. Padahal yang nyerang dia banyak banget lho. Tapi, melihat cara dia berkelahi, semua hal gak masuk akal itu bisa dimaklumi. Karena emang sekeren itu adegan aksinya.
Meski anggota CIA, bahasa Inggrisnya Carter masih belum profesinal
Harusnya sebagai seorang anggota CIA, Carter bisa lebih lugas dalam berbahasa Inggris. Memang sih dalam filmnya dia cukup lancar, tapi terasa kayak dia ngafalin teks gitu lho. Bukan masalah logatnya. Karena dia pasti cukup banyak berlatih, sehingga logatnya terdengar lebih ahli.
Hanya saja dia banyak diam kalau lagi ngobrol sama agen CIA. Terus kalau ngejawab juga dikit-dikit. Kek, gak ditanya ya, gak dijawab. Bahkan ada salah satu adegan pas dia ketangkap basah sama salah satu pemimpin kelompok CIA, si ketua itu bisa-bisanya ngasih sindiran "Oh, kamu bisa ngomong juga ternyata?"
Itu ngakak sih. Karena emang sepasif itu kalau lagi conversation Inggris. Bukannya lebih baik ngomong bahasa Korea aja ya? Soalnya kan ini film Netflix, lho. Udah setipe internasional. Kan gak asik banget masih kek hafal teks gitu.
Maaf ya Bang Joo Won. Saya kan cuma ngeluarin uneg-uneg. Tapi, kalau akting Joo Won sih gak usah diragukan lagi. Dia juga banyak membintangi film-film dan drakor aksi kan.
Adegan terakhir memang cukup plottwist, ya, teman-teman. Padahal udah aman jaya, nih, di dalam kereta. Eh, malah meledak rel yang di atas laut. Entah jadi sia-sia atau enggak penyelamatan yang dilakukan oleh Carter dan istrinya itu. Penonton cuma bisa menebaknya saja.
Kira-kira dari review saya di atas, ada yang tertarik gak nonton film Carter? Kalau sudah nonton, yuk bagiin tanggapanmu tentang film ini di kolom komentar!
Trailer film Carter
0 Komentar
Komen aja di sini