Ujianku dan Ujianmu

 



Seminggu yang lalu aku baru saja menyelesaikan sebuah ujian yang menandakan aku telah menyelesaikan 3/4 studiku di sebuah universitas. Ya, aku baru saja ujian proposal atau istilah yang sering kebanyakan orang bilang adalah seminar proposal (sempro).

Banyak hal yang ku syukuri karena ujian ini. Dimulai dari aku belajar banyak kesabaran, aku memperoleh teman penelitian yang sangat luar biasa, serta penguji yang benar-benar Tuhanku berikan yang terbaik. Tak di sangka dosen yang seharusnya menjadi pengujiku hari itu berhalangan hadir dan di gantikan oleh dosen lainnya. Itu adalah hal yang benar-benar ku syukuri. Pengujinya sangat baik terhadap kami yang ujian hari itu.

Alhamdulillah 'ala kulli hal.

Aku benar-benar bersyukur atas segala kemudahan ini. Namun, tidak semua orang mengalami hal yang menyenangkan seperti diriku saat ujian mereka bukan?

Sekarang aku duduk di semester ke 7, di mana semester depan aku akan berada di bangku perkuliahan semester terakhir insya Allah. Allah benar-benar memudahkan segala jalanku.

Berbeda dengan temanku yang sekarang sudah semester 9, namun dosennya masih saja menyusahkannya. Walaupun kami berbeda universitas, bukankah terlalu kejam dosennya ini pada kondisi dunia sedang dilanda pandemi?

Dosen temanku itu selalu saja mengundur-ngundur jadwal ujian proposal. Seharusnya ia sudah lulus sekarang, seperti rata-rata temannya yang lain. Namun, mungkin ini juga kehendak Allah yang membuat ia harus duduk lebih lama menyandang status mahasiswa.

Sedangkan temanku yang lainnya, berbeda kampus dan jurusan, dia sibuk ngejar-ngejar dosen pembimbing karena revisi yang tidak pernah usah. Mbok tulung lah Pak/Bu, dipermudah sedikit bagi kami para mahasiswa. Sudah belajar daring, SPP juga bayar full, bukankah terlalu kejam untuk mengulur-ulur waktu mahasiswanya untuk ujian?

Sekali lagi mungkin Allah punya rencana yang lebih baik bagi yang masih berjuang demi pendidikan. Aku yakin, semua permasalahan pasti akan ada tanda titiknya walaupun selanjutnya itu akan ada paragraf baru. Setidaknya kita sudah lebih berpengalaman bukan?

Jangan pernah berkata bahwa ujianku itu lebih besar daripada ujianmu. Hei! Tuhan itu maha adil. Tidak ada yang namanya lebih kecil dan lebih besar. Semua diberikan sama tergantung kemampuannya. Bukankah uang jajan yang lebih banyak untuk anak kita yang SMA dari pada SD itu malah yang dinamakan adil daripada menyamakan jumlah keduanya?

Sekali lagi, arti adil bukanlah sama jumlahnya saja. Namun, adil itu adalah sama rata rasa sesuai dengan kebutuhan. Mari syukuri apa yang sekarang kita miliki. Ujian pada akhirnya akan usai, asal jangan menghindarinya. Hadapilah! Karena kamu tidak sendiri yang sedang mengerjakan ujian. 

Semangat buat teman-teman semuanya yang sekarang sedang mengalami ujian ringan, sedang, ataupun berat dalam hidup. Berpegang teguhlah pada Tuhanmu, hanya dia yang bisa memberi jalan keluarnya. Percayalah!



Sumber gambar di sini. 

Posting Komentar

0 Komentar