Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

 



Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sering kita dengar bukan? ada berbagai hal yang menjadi alasan terjadinya KDRT. Hal yang paling sering ditemukan adalah karena tidak bagusnya kontrol emosi yang dimiliki oleh orang tua. Terlebih dari seorang pemimpin rumah tangga, ayah. 

Aku adalah seorang anak, dan aku belum berumah tangga. Jadi aku tidak dapat memposisikan diri sebagai orang tua. Namun, di sini aku tidak akan terlalu pro terhadap anak yang menderita karena KDRT yang mereka alami. 

Semua orang tahu kalau kejadian KDRT itu adalah salah besar. Setiap individu memiliki andil dalam ikut bertanggung jawab atas kejadian mengerikan itu; ayah, ibu, anak, tetangga, polisi, teman, dan kita semua. 

Zaman sekarang, anak-anak dan para remaja yang hendak dewasa yang berlatar belakang pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan entengnya menyelahkan situasi, menyalahkan keadaan yang telah diperburuk oleh pertengkaran kedua orang tuanya hingga membuat masa depannya suram.

Pernah terlintas di pikiran kita semua, bahwa pilihan itu ada di tangan setiap manusia. Mau memilih kiri atau kanan, depan atau belakang. Aku tahu kalau trauma itu tak dapat dihilangkan, apalagi trauma yang disebabkan oleh keluarga sendiri. Aku paham. 

Namun demikian, pantaskah kita untuk terus bergumul dengan masa lalu yang suram itu? Tak ingin terlepas dari tangan-tangan jahat yang terus menjerat? Semua tergantung pribadi. 

Semua orang bersimpati terhadap anak yang mengalami KDRT, lantas apakah kita pernah melihat ke arah orang tua anak tersebut? Semua berpaling, hanya segelintir orang yang mau melirik, termasuk aku yang tak masuk ke dalam segelintir orang tersebut.

Anak-anak yang memilih jalan brutal karena KDRT, tak pernah memikirkan bagaimana perasaan orang tuanya. Apa sebenarnya yang menjadi alasan orang tua hingga terlibat ke dalam kekerasan dalam rumah tangga. Apakah orang tua juga menderita karena terlibat KDRT yang mereka ciptakan sendiri itu?  

Kemudian, bagaimana jika ada orang tua yang benar-benar bertaubat? Para anak-anak mereka rata-rata tak akan memaafkan orang tuanya. Kenapa? mereka menganggap kalau orang tuanya itu sudah merenggut masa kecil indahnya. Hanya kenangan buruk yang ada di pikiran ketika bersama orang tuanya itu. Lantas, siapa sebenarnya pihak yang harus di salahkan dalam KDRT? semua salah? atau tak ada yang salah? Ini hanya karena kondisi saja?

Aku juga tak mengerti dengan tulisanku sendiri. Yang ingin kukatakan adalah, menjadi orang tua adalah memikul beban yang sangat berat. Ketika orang tuamu sesekali membentak atau memarahimu, jangan kau jadikan itu sebai contoh untuk menumbuhkan benih kebrutalan dalam jiwamu. Sesungguhnya tidak hanya hati anak yang bisa sakit karena orang tuanya. Namun, hati orang tua juga bisa lebih sakit saat melihat anaknya berulah, terlebih jika anaknya terjerat sesuatu yang lebih kejam. Orang tua bisa saja bunuh diri karena ulah anak mereka. 

Kita hanya manusia. Mari saling peduli, saling menggenggam tangan. Kamu tidak sendirian. 







Sumber gambar di sini.

Posting Komentar

0 Komentar