Jodoh di dalam Mimpi

 


Aku hanya ingin bercerita kali ini. Eh ya, selama ini kan aku memang selalu bercerita, selalu yang kukatakan adalah opiniku. Oke, kali ini aku akan kembali membahas opiniku. Topiknya tentang pernikahan.

Sejujurnya aku adalah seorang perempuan yang tidak begitu tertari dengan pernikahan. Yang ada di kepalaku sekarang adalah, alasan untuk aku menikah hanya satu, yaitu aku ingin mencari partner hidup. Benar-benar sekedar partner. Yang bisa bekerja sama, saling berbagi cerita, ya that's it. 

Aku ga terlalu berharap dengan yang sempurna, kayak kaya, tampan, memiliki keturunan, atau apa lah... No. Aku hanya ingin memiliki partner, dan itu sedang tidak kubutuhkan sekarang. Aku hanya ingin fokus pada diri sendiri, menjalani hidup dan membuatnya lebih baik. Terkadang memiliki partner menurutku hanya akan menghambat. Ya, itu opiniku saja, terserah kamu mau berpendapat apa.

Satu lagi. Aku sangat tidak suka memiliki partner yang pekerjaannya adalah di bidang agama. Misalnya dia seorang ustadz, kiai, atau sejenisnya. Ataupun dokter dan polisi. Kebanyakan dari mereka menurutku adalah orang-orang egois, orang-orang sombong, dan orang-orang yang hanya berkedok saja. 

Lihatlah berapa banyak polisi yang menyengsarakan rakyat? Lihatlah berapa banyak dokter yang hanya menangani pasien kaya saja? Lihatlah berapa banyak ustadz yang melakukan tipu muslihat, membenarkan perkataan mereka sendiri seolah ilmunya bnayak, padahal otak kosong.

Oke, kembali dengan caritaku.

Jadi, tadi malam aku mengalami mimpi yang sangat indah menurutku.  Entah kenapa aku merasa sangat senang. Dan kamu tahu apa? Ya, aku bermimpi aku sudah menikah. Aku dijodohkan. Tapi bukan oleh orang tuaku. Aku dijodohkan entah dari siapa. Dan aku menikah dari golongan orang yang memiliki ilmu agama. Ya, sejenis ustadz.

See? Aku tidak menyukai golongan itu tapi ketika bermimpi aku snagat senang. Sempat terbangun sekali karena badanku kedinginan terkena kipas angin. Hingga akhirnya kumatikan kipas angin dan melanjutkan tidur. Anehnya aku masih meneruskan mimpiku itu.

Orangnya tidak begitu tampan. Maksudnya aku tidak merasa dia tampan meskipun aku benar-benar lupa bagaimana rupanya. Yang aku ingat adalah dia begitu dewasa, lemah lembut, memancarkan aura bertanggung jawab, penyabar, dan sangat baik. Aku sangat senang.

Di mimpi itu, aku dengan suka rela melakukan pekerjaan rumah tangga membersihkan rumah supaya dia bisa tidur dengan nyaman. Aku benar-benar gugup saat tidur di malam hari dalam mimpi. Namun, ya... tidak ada hal mesum yang terjadi. Aku tertidur duluan dan mimpi itu seperti berulang-ulang begitu saja. 

Ya Allah aku benar-benar ingin memiliki pasangan seperti lelaki di mimpiku. Haduuh. Aku benar-benar jatuh cinta dengan tokoh yang aku ciptakan sendiri di alam bawah sadar. Sampai sekarang jantungku masih berdebar-debar jika mengingat mimpi itu.

Bang, jika suatu saat kita memang berjodoh. Tolong jadilah seperti karakter dalam imajinasiku. Aku benar-benar senang jika itu terwujud. Aku berjanji tidak akan menuntut banyak hal. 


sumber gambar: dribble.com

Posting Komentar

0 Komentar